Selasa, 04 November 2014

Akhir Tahun, Akhir Keiko

          GUBRAAAK!!! Semua orang berlarian ke luar untuk melihat apa yang terjadi. Begitupun denganku. Kulihat seseorang berbaju sama denganku tengah tergeletak di tengah jalan dengan cairan merah menutupi sebagian wajahnya. Cairan merah itu juga membalut beberapa bagian di kaki dan tangannya.
         Kaki ini mendekatinya dengan langkah yang begitu berat.“Tidak… tidak… tidak mungkin. Mungkin hanya tasnya saja yang sama.” Ku katakan itu pada diriku sendiri.“Keiko ternyata Keiko!” teriak teman – teman yang sudah mendekatinya.Tak kuat rasanya ku tahan air mataku setelah tahu siapa dia. Kaki ini tak kuat menopang tubuhku sebelum sempat melihat Keiko yang tengah tegeletak.
Kini Keiko telah pergi sebelum sempat memberikan hadiah ulang tahun untuk mamanya. Padahal kami berjanji akan memberikan hadiah untuk mama Keiko di malam tahun baru.

***
            “Okaaa…” ah pasti ini dia lagi. Pagi – pagi seperti ini sudah teriak – teriak.Ya, biasalah siapa lagi yang bisa teriak sekencang itu selain Keiko. Biarpun dia disudut barat lapangan dan aku di sudut timur, tetap saja suara Keiko terdengar menggelegar. Tapi kadang aku heran, ketika berbicara suaranya biasa saja, bahkan cenderung cempreng kalau kubilang. Tapiii, waktu Keiko bernyanyi tidak hanya orang – orang yang melihatnya saja yang mlongo, bahkan burung – burung pun berhenti terbang dan bertengger di atas pohon seperti menyaksikan Keiko bernyanyi.“Kok bisaa?!” aku sering berkata seperti itu ketika Keiko bernyanyi.
            Yah, meskipun Keiko selalu mengatakan kalau suaraku juga bagus tetap saja suara Keiko yang paling juara. Entah dari mana Keiko mendapatkan suara emas itu. Saat kutanya keturunan dari siapa bakat bernyanyinya, Keiko menjawab jika itu adalah pemberian Tuhan.
            “Kamu itu ya, udah di bilang kalau pagi – pagi jangan teriak. Apalagi di depan gerbang kaya gini.” Ujarku sebal karena aku malu orang – orang melihat ke arahku dan Keiko.
            “Kenapa Ka? kok nggak boleh? Kamu malu punya teman kaya aku? Yaudah aku pergi aja.”Keiko sepertinya marah kepadaku.
            “Yeee, kamu itu yaa. Bukan gitu lagi Kei. Maksud aku, kalau kamu teriak – teriak manggil aku, dikiranya aku kecelakaan lagi. Heheh” alasanku kepada Keiko supaya dia tidak marah.
            “Hehehe iyadeh, ayo masuk kelas.”
***
            Panas sekali siang ini. Biarpun ada angin yang bertiup melalui jendela, tetap saja angin itu membawa hawa panas ke dalam ruangan. Mana AC kelas rusak, dan hanya ada satu buah kipas angin yang menempel di langit – langit. Kipas angin itu mungkin merasa seperti artis Korea yang tengah di gandrungi para remaja, karena di perebutkan oleh anak – anak satu kelas.
            “Sekarang tanggal berapa sih Ka?” tiba – tiba Keiko Tanya tanggal kepadaku.
            “Anak sekolah masa nggak tau tanggal sih Kei! Ini tanggal 28, kenapa emangnya?” jawabku pada Keiko. Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku. Dia malah mengeluarkan dompet daaan. Ah sudahlah, aku terlanjur sebal pada Keiko, dia mengacuhkanku dan memberikan perhatiaannya pada dompet, bolpoin, dan secarik kertas miliknya.
            Dua jam pelajaran terakhir ini Keiko seperti bukan Keiko. Keiko yang biasanya mengusikku ketika sedang pelajaran kali ini dia memberiku ruang untuk berkonsentrasi. Tapi, bukannya konsentrasi aku malah memikirkan apa yang sebenarnya membuat Keiko yang biasanya urakan jadi kalem seperti ini.
            Sampai saat pulang sekolah, sikap Keiko tidak berubah. Aku tidak kuat untuk menahan keingin tahuanku.Lantas aku bertanya pada Keiko.
            “Kei, kamu kenapa? Aku perhatiin setelah kamu Tanya tanggal ke aku kamu jadi diem terus?” 
            “Em em..aku bingung. Tanggal 1 Januari nanti bunda ulang tahun. Tapi, uangku kayaknya nggak cukup deh. Soalnya aku mesti bayar novel yang aku beli lewat Lukas kemarin. Aku jadi nyesel beli novel, jadi aku nggak bisa beli kado buat bunda.” Wajah Keiko semakin muram.

***
            Ingin rasanya aku membantu sahabatku Keiko. Tapi gimana caranya?Aku sendiri juga sedang tidak punya uang lebih. Saat makan pun aku terbayang – bayang wajah Keiko yang tengah bingung memikirkan ulang tahun bundanya.
            “Kamu lagi mikirin apa dek?Kok makanannya cuman diaduk – aduk?” Tanya Kak Leah.
            “Temen aku Keiko lagi butuh bantuan kak. Bentar lagi bundanya ulang tahun.Tapi uangnya nggak cukup buat beli kado yang special buat bundanya. Aku pengen bantu, tapi aku juga lagi nggak punya duit.” Aku sedikit menceritakan tentang masalah Keiko ke Kak Leah.
            “Emang kapan ulang tahunnya?”
            “Tanggal 1 Januari kak.”
            “Wah, tahun baru tuh dek.Em, kakak punya ide. Kak Pius kan jualan jam tangan, nah kita bisa pesen sekaligus ngedesain tuh dek. Coba kamu tanya Kak Pius tentang harga – harganya. Terus ttawarin ke temenmu dia mau apa nggak.” Kak Leah memang Kakak yang perhatian. Dibandingkan dengan Kak Pius aku memang Lebih dekat dengan Kak Leah.Wajar saja, selain sesama perempuan Kak Leah tinggal serumah denganku. Kalau Kak Pius dia lebih memilih kost di dekat kampus sekaligus buka usaha kecil – kecilan.
            “Waaa makasih kak! Sayang banget deh pokoknya sama Kak Leah!” aku mendaratkan ciuman ke pipi kanan Kak Leah yang tengah mengunyah makanan. Aku meninggalkan Kak Leah dengan muka mlongonya dan mengambil sepeda ontel untuk pergi ke rumah Keiko.

***
            “Keiko…. Keiko….(tek tek tek)” aku memanggil Keiko yang tak kunjung keluar dengan mengetuk – ngetuk pagar.
            “Iya..” akhirnya keluar juga Keiko.
            “Ada apa Ka? Mau minjem catetan?” tanya Keiko.
            “Enggak.Gimana masalah kado buat bunda kamu udah selesai belum?”
            “Belum.” Jawab singkat Keiko.
         “Kayaknya aku bias bantu kamu nih. Kak Pius, dia bisa bikinin jam tangan sesuai desainan pemesan Kei. Nah, gimana kalau kamu desain jam tangan nanti aku kasihin ke Kak Pius. Masalah harga kamu tenang aja Kei, nanti aku bakal minta diskon yang gede.”
         “Seriusan nih Ka?Mau mau Ka. Emang ya Oka sahabat yang paling pengertian.” Senang rasanya melihat wajah Keiko kembali ceria, seperti Keiko yang aku kenal.
            “Iya, yaudah yuk bikin desainnya aku bantuin. Tapi di rumah aku.Kasian Kak Leah nggak ada temennya.”
            Setelah selesai mendesaian jam tangan untuk bunda Keiko, aku bertanya ke Kak Pius apa dia bisa membuat jam tangan untuk bunda Keiko. Syukurlah, Kak Pius bisa membuatnya sesuai dengan desain buatan Keiko dan aku.
            “Ka, tapi nanti jadinya mepet. Tanggal 31 baru jadi. Gimana?”
            “Nggak papa kak, nanti Oka ambilnya pagian. Soalnya Oka sama Keiko mau bikin kejutan pas malem tahun baru. Dibantu sama Kak Leah juga sih.”
            “Oke, siip”

***
            Hari ini tanggal 30, besok aku harus mengambil kado ulang tahun untuk bunda Keiko. Keiko lebih tidak sabar karena ingin melihat jam tangan special untuk bundanya. Selesai pelajaran aku langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku terkejut melihat Kak Pius tengah berbaring di sofa.
         “Kakak!Bleg…” aku langsung mengganggu Kak Pius yang tengah beristirahat karena kecapean.
         “Kok kakak pulang sih?”
         “Jadi nggak kangen nih sama Kakak? Yaudah deh kakak balik lagi ke kost.”
         “e ciee marah. Enggak lagi kak seneng malah. Jadi ada yang bakal nemenin Oka pas tahun baru. Enggak berdua aja sama Kak Leah dong.”
         “O iya,nih, pesenan temenmu. Persis kok sama desainnya.”
          Aku tidak berani membuka jam tangan pesanan Keiko. Yang berhak untuk membukanya hanya Keiko. Jadi aku masukkan jam tangan itu ke tas untuk ku tunjukan ke Keiko besok. Aku ingin memberi kejutan untuk Keiko. Sepengetahuan Keiko jamnya baru akan aku ambil tanggal 31.

***
            Pagi penghujung tahun 2014.Pagi yang indah untuk memberi kejutan buat Keiko.Tak sabar rasanya memberikan jam tangan pesanan Keiko. Aku berangkat lebih pagi, segera aku menaruh tasku di kelas dan menunggu Keiko di depan kelas dengan membawa kotak berwarna abu – abu gelap yang berisi jam pesanan Keiko.
            GUBRAAAK!!! Suara yang mengagetkan seluruh warga sekolah.Siswa – siswa berhamburan keluar menuju Gerbang, begitupun denganku.Kulihat pula seseorang berbaju sama denganku tengah tergeletak di tengah jalan dengan cairan merah menutupi sebagian wajahnya. Cairan merah itu juga membalut beberapa bagian di kaki dan tangannya.
Kaki ini mendekatinya dengan langkah yang begitu berat.“Tidak… tidak… tidak mungkin. Mungkin hanya tasnya saja yang sama.” Ku katakan itu pada diriku sendiri. “Keiko ternyata Keiko!” teriak teman – teman yang sudah mendekatinya. Tak kuat rasanya ku tahan air mataku setelah tahu siapa dia. Kaki ini tak kuat menopang tubuhku sebelum sempat melihat Keiko yang tengah tegeletak.
            Ambulan yang membawa Keiko kalah cepat dengan takdir Tuhan yang telah memanggil Keiko. Tangisku pecah ketika dokter memberitahu bahwa Keiko tidak dapat terselamatkan.
            Selang beberapa menit, bunda Keiko sampai di Rumah Sakit. Tangisku semakin menjadi melihat bunda Keiko memeluk erat jenazah Keiko yang terbaring di ranjang Rumah Sakit. Kudekati jenazah Keiko dan aku berbisik ke padanya “Keiko, Oka janji akan menyampaikan kado special Keiko untuk Bunda Keiko di malam tahun baru seperti keinginan Keiko.”
            Selesai pemakaman aku memutuskan untuk pulang. Kak Leah dan Kak Pius paham betul perasaanku. Mereka mengizinkanku untuk menginap di rumah Keiko menemani bunda Keiko yang tengah berduka.
            “Tante, Oka boleh menginap disini? Oka mau nemenin tante.”
            “Boleh, kan Oka sahabat Keiko” Aku hanyut dalam hangat pelukan bunda Keiko dengan air mata berlinang di kedua pipiku.
            Tepat jam 12 malam, aku masuk ke kamar bunda Keiko dengan membawa cupcakes dengan sebuah lilin berdiri tegak diatasnya. Bunda Keiko terkejut aku mengetahui ulang tahunnya.
            “Selamat ulang tahun tante. Ini ada pemberian terakhir Keiko. Dia penuh perjuangan untuk mendapatkan ini. Oka berjanji pada Keiko akan memberikan ini kepada tante tepat pada malam tahun baru.” Aku menyodorkan kotak abu – abu gelap yang didalamnya terdapat jam sekaligus kartu ucapan dari Keiko yang sempat ia buat bersamaan dengan pembuatan desain jam. Jam yang pada tengahnya terdapat tulisan “Love Bunda”. Dan bagian belakang jam terdapat ukiran “By: Keiko”.
            “Bunda, selamat ulang tahun. Barakallah bunda. Terimakasih bunda telah merawat Keiko sampai Keiko besar tanpa kekurangan suatu hal apapun. Tanpa bunda Keiko hanyalah atom yang tak terlihat oleh mata. Namun, berkat bunda Keiko menjadi puteri yang dikenal banyak orang. Ini adalah pemberian special Keiko untuk bunda. ~with love: Ophelia Keiko.”
            Seharusnya aku dan Keiko melewati malam tahun baru bersama dengan kegembiraan. Namun, takdir Tuhan berkata lain. Keiko dipanggil sebelum sempat ia menyampaikan kado special untuk bundanya. Selamat jalan sahabatku Ophelia Keiko, semoga engkau tenang di sana, mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya.

1 komentar:

  1. How to Create a Bet365 Account - JTM Hub
    How to Create 여수 출장마사지 a Bet365 Account 거제 출장마사지 · Login 광명 출장마사지 or Sign up · Open the Bet365 Account · Click on the button that corresponds 나주 출장안마 to your 양산 출장샵 identity · Enter the Bet365 Sign

    BalasHapus