GUBRAAAK!!! Semua orang berlarian ke luar untuk melihat apa yang terjadi.
Begitupun denganku. Kulihat seseorang berbaju sama denganku tengah tergeletak
di tengah jalan dengan cairan merah menutupi sebagian wajahnya. Cairan merah itu
juga membalut beberapa bagian di kaki dan tangannya.
Kaki ini mendekatinya dengan langkah yang begitu berat.“Tidak… tidak… tidak mungkin. Mungkin hanya
tasnya saja yang sama.” Ku katakan itu pada diriku sendiri.“Keiko ternyata Keiko!” teriak teman – teman
yang sudah mendekatinya.Tak kuat rasanya ku tahan air mataku setelah tahu siapa
dia. Kaki ini tak kuat menopang tubuhku sebelum sempat melihat Keiko yang
tengah tegeletak.
Kini Keiko telah pergi sebelum sempat memberikan hadiah ulang tahun
untuk mamanya. Padahal kami berjanji akan memberikan hadiah untuk mama Keiko di
malam tahun baru.
***
“Okaaa…” ah pasti ini dia lagi. Pagi
– pagi seperti ini sudah teriak – teriak.Ya, biasalah siapa lagi yang bisa
teriak sekencang itu selain Keiko. Biarpun dia disudut barat lapangan dan aku
di sudut timur, tetap saja suara Keiko terdengar menggelegar. Tapi kadang aku
heran, ketika berbicara suaranya biasa saja, bahkan cenderung cempreng kalau
kubilang. Tapiii, waktu Keiko bernyanyi tidak hanya orang – orang yang melihatnya
saja yang mlongo, bahkan burung – burung pun berhenti terbang dan bertengger di
atas pohon seperti menyaksikan Keiko bernyanyi.“Kok bisaa?!” aku sering berkata seperti itu ketika Keiko
bernyanyi.
Yah, meskipun Keiko selalu
mengatakan kalau suaraku juga bagus tetap saja suara Keiko yang paling juara. Entah
dari mana Keiko mendapatkan suara emas itu. Saat kutanya keturunan dari siapa
bakat bernyanyinya, Keiko menjawab jika itu adalah pemberian Tuhan.
“Kamu itu ya, udah di bilang kalau
pagi – pagi jangan teriak. Apalagi di depan gerbang kaya gini.” Ujarku sebal
karena aku malu orang – orang melihat ke arahku dan Keiko.
“Kenapa Ka? kok nggak boleh? Kamu
malu punya teman kaya aku? Yaudah aku pergi aja.”Keiko sepertinya marah
kepadaku.
“Yeee, kamu itu yaa. Bukan gitu lagi
Kei. Maksud aku, kalau kamu teriak – teriak manggil aku, dikiranya aku
kecelakaan lagi. Heheh” alasanku kepada Keiko supaya dia tidak marah.
“Hehehe iyadeh, ayo masuk kelas.”
***
Panas sekali siang ini. Biarpun ada
angin yang bertiup melalui jendela, tetap saja angin itu membawa hawa panas ke
dalam ruangan. Mana AC kelas rusak, dan hanya ada satu buah kipas angin yang
menempel di langit – langit. Kipas angin itu mungkin merasa seperti artis Korea yang
tengah di gandrungi para remaja, karena di perebutkan oleh anak – anak satu
kelas.
“Sekarang tanggal berapa sih Ka?”
tiba – tiba Keiko Tanya tanggal kepadaku.
“Anak sekolah masa nggak tau tanggal
sih Kei! Ini tanggal 28, kenapa emangnya?” jawabku pada Keiko. Tapi dia tidak
menjawab pertanyaanku. Dia malah mengeluarkan dompet daaan. Ah sudahlah, aku
terlanjur sebal pada Keiko, dia mengacuhkanku dan memberikan perhatiaannya pada
dompet, bolpoin, dan secarik kertas miliknya.
Dua jam pelajaran terakhir ini Keiko
seperti bukan Keiko. Keiko yang biasanya mengusikku ketika sedang pelajaran
kali ini dia memberiku ruang untuk berkonsentrasi. Tapi, bukannya konsentrasi
aku malah memikirkan apa yang sebenarnya membuat Keiko yang biasanya urakan
jadi kalem seperti ini.
Sampai saat pulang sekolah, sikap
Keiko tidak berubah. Aku tidak kuat untuk menahan keingin tahuanku.Lantas aku
bertanya pada Keiko.
“Kei, kamu kenapa? Aku perhatiin
setelah kamu Tanya tanggal ke aku kamu jadi diem terus?”
“Em em..aku bingung. Tanggal 1
Januari nanti bunda ulang tahun. Tapi, uangku kayaknya nggak cukup deh. Soalnya
aku mesti bayar novel yang aku beli lewat Lukas kemarin. Aku jadi nyesel beli
novel, jadi aku nggak bisa beli kado buat bunda.” Wajah Keiko semakin muram.
***
Ingin rasanya aku membantu sahabatku
Keiko. Tapi gimana caranya?Aku sendiri juga sedang tidak punya uang lebih. Saat
makan pun aku terbayang – bayang wajah Keiko yang tengah bingung memikirkan
ulang tahun bundanya.
“Kamu lagi mikirin apa dek?Kok
makanannya cuman diaduk – aduk?” Tanya Kak Leah.
“Temen aku Keiko lagi butuh bantuan
kak. Bentar lagi bundanya ulang tahun.Tapi uangnya nggak cukup buat beli kado
yang special buat bundanya. Aku pengen bantu, tapi aku juga lagi nggak punya
duit.” Aku sedikit menceritakan tentang masalah Keiko ke Kak Leah.
“Emang kapan ulang tahunnya?”
“Tanggal 1 Januari kak.”
“Wah, tahun baru tuh dek.Em, kakak
punya ide. Kak Pius kan jualan jam tangan, nah kita bisa pesen sekaligus
ngedesain tuh dek. Coba kamu tanya Kak Pius tentang harga – harganya. Terus
ttawarin ke temenmu dia mau apa nggak.” Kak Leah memang Kakak yang perhatian. Dibandingkan
dengan Kak Pius aku memang Lebih dekat dengan Kak Leah.Wajar saja, selain
sesama perempuan Kak Leah tinggal serumah denganku. Kalau Kak Pius dia lebih
memilih kost di dekat kampus sekaligus buka usaha kecil – kecilan.
“Waaa makasih kak! Sayang banget deh
pokoknya sama Kak Leah!” aku mendaratkan ciuman ke pipi kanan Kak Leah yang
tengah mengunyah makanan. Aku meninggalkan Kak Leah dengan muka mlongonya dan
mengambil sepeda ontel untuk pergi ke rumah Keiko.
***
“Keiko…. Keiko….(tek tek tek)” aku
memanggil Keiko yang tak kunjung keluar dengan mengetuk – ngetuk pagar.
“Iya..” akhirnya keluar juga Keiko.
“Ada apa Ka? Mau minjem catetan?”
tanya Keiko.
“Enggak.Gimana masalah kado buat bunda
kamu udah selesai belum?”
“Belum.” Jawab singkat Keiko.
“Kayaknya aku bias bantu kamu nih.
Kak Pius, dia bisa bikinin jam tangan sesuai desainan pemesan Kei. Nah, gimana
kalau kamu desain jam tangan nanti aku kasihin ke Kak Pius. Masalah harga kamu
tenang aja Kei, nanti aku bakal minta diskon yang gede.”
“Seriusan nih Ka?Mau mau Ka. Emang
ya Oka sahabat yang paling pengertian.” Senang rasanya melihat wajah Keiko
kembali ceria, seperti Keiko yang aku kenal.
“Iya, yaudah yuk bikin desainnya aku
bantuin. Tapi di rumah aku.Kasian Kak Leah nggak ada temennya.”
Setelah selesai mendesaian jam
tangan untuk bunda Keiko, aku bertanya ke Kak Pius apa dia bisa membuat jam
tangan untuk bunda Keiko. Syukurlah, Kak Pius bisa membuatnya sesuai dengan
desain buatan Keiko dan aku.
“Ka, tapi nanti jadinya mepet. Tanggal
31 baru jadi. Gimana?”
“Nggak papa kak, nanti Oka ambilnya
pagian. Soalnya Oka sama Keiko mau bikin kejutan pas malem tahun baru. Dibantu
sama Kak Leah juga sih.”
“Oke, siip”
***
Hari ini tanggal 30, besok aku harus
mengambil kado ulang tahun untuk bunda Keiko. Keiko lebih tidak sabar karena
ingin melihat jam tangan special untuk bundanya. Selesai pelajaran aku langsung
pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku terkejut melihat Kak Pius tengah berbaring
di sofa.
“Kakak!Bleg…” aku langsung mengganggu Kak Pius yang tengah beristirahat
karena kecapean.
“Kok kakak pulang sih?”
“Jadi nggak kangen nih sama Kakak?
Yaudah deh kakak balik lagi ke kost.”
“e ciee marah. Enggak lagi kak
seneng malah. Jadi ada yang bakal nemenin Oka pas tahun baru. Enggak berdua aja
sama Kak Leah dong.”
“O iya,nih, pesenan temenmu. Persis
kok sama desainnya.”
Aku tidak berani membuka jam tangan
pesanan Keiko. Yang berhak untuk membukanya hanya Keiko. Jadi aku masukkan jam
tangan itu ke tas untuk ku tunjukan ke Keiko besok. Aku ingin memberi kejutan
untuk Keiko. Sepengetahuan Keiko jamnya baru akan aku ambil tanggal 31.
***
Pagi
penghujung tahun 2014.Pagi yang indah untuk memberi kejutan buat Keiko.Tak
sabar rasanya memberikan jam tangan pesanan Keiko. Aku berangkat lebih pagi,
segera aku menaruh tasku di kelas dan menunggu Keiko di depan kelas dengan
membawa kotak berwarna abu – abu gelap yang berisi jam pesanan Keiko.
GUBRAAAK!!! Suara yang mengagetkan
seluruh warga sekolah.Siswa – siswa berhamburan keluar menuju Gerbang,
begitupun denganku.Kulihat pula seseorang berbaju sama denganku tengah
tergeletak di tengah jalan dengan cairan merah menutupi sebagian wajahnya.
Cairan merah itu juga membalut beberapa bagian di kaki dan tangannya.
Kaki ini mendekatinya dengan langkah yang begitu berat.“Tidak… tidak… tidak mungkin. Mungkin hanya
tasnya saja yang sama.” Ku katakan itu pada diriku sendiri. “Keiko ternyata Keiko!” teriak teman –
teman yang sudah mendekatinya. Tak kuat rasanya ku tahan air mataku setelah
tahu siapa dia. Kaki ini tak kuat menopang tubuhku sebelum sempat melihat Keiko
yang tengah tegeletak.
Ambulan yang membawa Keiko kalah
cepat dengan takdir Tuhan yang telah memanggil Keiko. Tangisku pecah ketika
dokter memberitahu bahwa Keiko tidak dapat terselamatkan.
Selang beberapa menit, bunda Keiko
sampai di Rumah Sakit. Tangisku semakin menjadi melihat bunda Keiko memeluk
erat jenazah Keiko yang terbaring di ranjang Rumah Sakit. Kudekati jenazah
Keiko dan aku berbisik ke padanya “Keiko,
Oka janji akan menyampaikan kado special Keiko untuk Bunda Keiko di malam tahun
baru seperti keinginan Keiko.”
Selesai pemakaman aku memutuskan
untuk pulang. Kak Leah dan Kak Pius paham betul perasaanku. Mereka
mengizinkanku untuk menginap di rumah Keiko menemani bunda Keiko yang tengah
berduka.
“Tante, Oka boleh menginap disini? Oka
mau nemenin tante.”
“Boleh, kan Oka sahabat Keiko” Aku
hanyut dalam hangat pelukan bunda Keiko dengan air mata berlinang di kedua
pipiku.
Tepat jam 12 malam, aku masuk ke
kamar bunda Keiko dengan membawa cupcakes dengan sebuah lilin berdiri tegak
diatasnya. Bunda Keiko terkejut aku mengetahui ulang tahunnya.
“Selamat ulang tahun tante. Ini ada
pemberian terakhir Keiko. Dia penuh perjuangan untuk mendapatkan ini. Oka
berjanji pada Keiko akan memberikan ini kepada tante tepat pada malam tahun
baru.” Aku menyodorkan kotak abu – abu gelap yang didalamnya terdapat jam
sekaligus kartu ucapan dari Keiko yang sempat ia buat bersamaan dengan
pembuatan desain jam. Jam yang pada tengahnya terdapat tulisan “Love Bunda”.
Dan bagian belakang jam terdapat ukiran “By: Keiko”.
“Bunda,
selamat ulang tahun. Barakallah bunda. Terimakasih bunda telah merawat Keiko
sampai Keiko besar tanpa kekurangan suatu hal apapun. Tanpa bunda Keiko
hanyalah atom yang tak terlihat oleh mata. Namun, berkat bunda Keiko menjadi
puteri yang dikenal banyak orang. Ini adalah pemberian special Keiko untuk
bunda. ~with love: Ophelia Keiko.”
Seharusnya aku dan Keiko melewati
malam tahun baru bersama dengan kegembiraan. Namun, takdir Tuhan berkata lain.
Keiko dipanggil sebelum sempat ia menyampaikan kado special untuk bundanya.
Selamat jalan sahabatku Ophelia Keiko, semoga engkau tenang di sana,
mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya.
How to Create a Bet365 Account - JTM Hub
BalasHapusHow to Create 여수 출장마사지 a Bet365 Account 거제 출장마사지 · Login 광명 출장마사지 or Sign up · Open the Bet365 Account · Click on the button that corresponds 나주 출장안마 to your 양산 출장샵 identity · Enter the Bet365 Sign